Rabu, 18 November 2015

Lelaki dengan Lilitan Selulit di Pinggangnya

lelaki dengan lilitan selulit di pinggangnya,
menjatuhkan kaki sambil merogoh isi ruang tamu,
mencengkeram buku dan sebatang rokok pada kedua tangannya sambil berkata:
negara kacau! anggota dewan tak punya moral!
lelaki dengan lilitan selulit di pinggangnya,
tatapannya melompong pada dinding kotor rumah singgahnya,
pada kilatan matanya yang masih terang,
jelas terlintas guratan lompatan hidupnya di masa lalu yang kejam.
lelaki dengan lilitan selulit di pinggangnya,
kini nafasnya bebas memburu dan suaranya bisa dengan lantang diteriakkan.
Ia kini bisa melangkah, karena bayang-bayang kekejian perlahan surut.
Ia tak lagi jadi momok pencarian para polisi.
taringnya yang ngeri, kini ia simpan dalam senyuman di atas kumis tipis dan goresan pensilnya yang selalu tajam dan mengerikan.
lelaki dengan lilitan selulit di pinggangnya,
kini tersenyum kepada gambar istri dan anaknya.
ia berkata,
"ah sayang, kali ini aku akan berjuang dengan lebih lembut dan sopan. tunggulah...".
untuk bang abner yang semasa mudanya berkawan dengan peluru polisi demi membela korban lapindo.
selulit black and white-mu itu begitu bersejarah, bang.