NIKOTIN
Disini tempat kau seharusnya berpulang
Kukatakan kepadanya
Sambil menghisap dalam-dalam tubuhnya yang
ramping:
Apa pun bisa jadi puisi malam ini
Sayang, aromamu tak seperti yang kucium pada
malam-malam sebelumnya
Maaf aku hanya punya tisu
Sebagai alas pembaringanmu.
Wangi hujan menari dari sela-sela jendela
Yang kita hadapi,
Jangan takut ada yang mengintip, karena
pakaianku…
Asapmu terbang…
Meliuk-liuk
Dan menjalar ke sekujur pembuluh darahku.
Persenggamaan asap dengan daya otak.
Nikotin berbaring di atas tisu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar